BAKORNAS
Kasus Korupsi Seputar DPP

Dewan Pakar BAKORNAS Basuki Widodo : Korupsi Pajak Tersembunyi

Basuki Widodo Dewan Pakar Badan Anti Korupsi Nasional bersama Saut Situmorang wakil ketua KPK 2015-2019
Bagikan
Kore Api Elektrik – LENYES 110 – Bisa Menggunakan Smartphone atau Android – Beli dengan Cara Klik Gambar Diatas

BAKORNAS |Jakarta – Basuki Widodo Dewan Pakar Lembaga Badan Anti Korupsi Nasional terpanggil untuk berperan aktif bagi Bangsa dan Masyarakat dalam hal penaganan berbagai permasalahan tentang pajak terlebih Korupsi Pajak yang tersembunyi.

Direktur INTAC itu mengatakan, Maraknya kasus korupsi pajak menjadi banyak hal yang mungkin bisa diungkap. Masyarakat tidak mengerti karena korupsi dan masalah pajak tersembunyi. Banyak korban di lapangan, dari kezoliman dan pelanggaran keadilan, sampai meninggalnya wajib pajak karena tekanan pajak. Media sebagai fungsi kontrol tentu harus peduli dengan permasalahan tersebut.

APEXEL 18X Lensa Kamera Zoom . Hanya Rp.64.800 (Dari Harga Rp.175.380 Diskon 63%) Beli dengan Cara Klik Gambar diatas

Ia mengungkapkan Kami memiliki banyak temuan masalah pajak, khususnya korupsi pajak. Lembaga Badan Anti Korupsi Nasional bersama INTAC merupakan lembaga yang peduli masalah pajak bangsa, yang berbasis masyarakat. Pengetahuan dan Wawasan Pajak harus dibuka secara transparan agar masyarakat peduli.

“Drs. Basuki Widodo Dewan Pakar Badan Anti Korupsi Nasional mengatakan, dari hasil penelitian yang kami lakukan melalui INTAC, menunjukan RAPUHNYA sistem pajak Indonesia. Secara pragmatis pajak hanya diartikan sebatas target penerimaan semata. Menjadikan perumusan aturan sampai pelaksanaan pemungutan, hanya fokus bagaimana mencapai target penerimaan setinggi-tingginya. Menjadikan banyak terjadi pelanggaran keadilan dan hak-hak masyarakat demi pencapaian target penerimaan. ”Ujarnya kepada tim BAKORNAS  Rabu (16/3/23).

Pakar perpajakan  itu mengeaskan, Berbagai kepentingan masuk, mendompleng kepentingan pajak itu sendiri. Korupsi pajakmenjadi salah satu bentuk kepentingan tersebut. Para oknum pajak bebas melakukan korupsi dan kolusi karena “ditutup” oleh prestasi pencapaian target penerimaan pajak.

“Mereka bersikap arogan dan menekan masyarakat tanpa terkendali. Undang-undang danaturan menjadi tameng yang efektif melegalkan tindakan mereka. Tugas dan kepentingan Negara dijadikan alibi sepak terjang mereka,” Tambahnya.

Kepentingan tersebut juga mencakup:  kepentingan reputasi, pencapaian prestasi pajak,

kinerja kelembagaan, kepentingan karir dan parameter prestasi aparatur.

Reputasi : Jabatan menteri Keuangan dipertaruhkan, viralnya pemukulan anak pejabat.

Prestasi pajak : setiap tahun pemerintah mengumumkan pencapaian target pajak

Kinerja lembaga : Kinerja kantor pajak diukur pada pencapaian target penerimaan.

Kepentingan karir : Naiknya jabatan petugas pajak didasarkan pada pencapaian target

Parameter aparatur : setiap tahun aparatur dan kantor pajak mendapat tunjangan kinerja

Dewan pakar BAKORNAS itu menyebutkan, Kondisi inilah yang menjadikan kekuatan yang menginginkan tidak ada perubahan (status quo). Mengambil untung atas kondisi yang terbangun selama ini dan tidak suka bila diusik dan diungkap. Menjadikan penyelesaian bermuara pada negosiasi, kompromi dan politis.

Masa depan pajak bangsa, Kebijakan pajak yang secara masif menyasar kepada masyarakat lapisan bawah tentu tidak sejalan dengan kondisi ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini. Kondisi covid yang belum pulih, harga terus naik, tingginya PHK, inflasi, resesi global dll. Petugas pajak saat ini mulai menyasar ke pedagang kaki lima, tukang bakso, RM padang, toko kelontong dst.

Dewan Pakar LSM BAKORNAS itu menuturkan, “seharusnya pemerintah bisa memberikan kelonggaran pajak bagi masyarakat dan dunia usaha agar mereka bisa bertahan dan kembali sehat. Bukan sebaliknya menaikan target pajak.”

Drs. Basuki Widodo menegaskan, Kondisi ini juga membuka secara luas praktek-praktek korupsi. Dengan penyisiran lapangan, penyitaan asset dan penahanan wajib pajak, membuka peluang secara luas terjadi “tawar menawar”.

Selama ini masyarakat juga belum merasakan dampak signifikan dari pajak. Yang dikatakan sebagai subsidi, kenyataan di lapangan menunjukan tidak ada yang gratis. Mulai dari parkir, beli pulsa, beli rumah, belanja di supermarket, makan di restoran, listrik, gas, BPJS, tol, bensin, busway, KRL sampai kuliah semua bayar.

Masyarakat dan para stakeholders harus tahu apa yang sesungguhnya terjadi atas sistem

pajak Indonesia.BAKORNAS bersama INTAC siap memberikan pelayanan dan pendampingan kepada Masyarakat terkait berbagai permasalahan pajak yang dialaminya, Pungkas Basuki.

Berikut kami sertakan video diskusi Drs. Basuki Widodo Dewan Pakar Badan Anti Korupsi Nasional dengan Saut Situmorang wakil ketua KPK 2015-2019 :

https://www.youtube.com/watch?v=ejWHP_ZtaUM.

(BAKORNAS)

Bagikan

Related posts

Gubernur Bengkulu Terjaring OTT KPK, Ketum BAKORNAS ; Korupsi Jangan Ditolerir

Admin Bakornas

LSM BAKORNAS Somasi PT. INKORDAN INTERNASIONAL, Desak Pihak Terkait Tindak Tegas

Admin Bakornas

BAKORNAS Kabupaten Bogor Layangkan Surat Ke Pj Bupati dan Ketua DPRD Kab Bogor

Admin Bakornas

Rektor Universitas Udayana Resmi Jadi Tersangka Korupsi, Ketum BAKORNAS Minta Modus Dana Sumbangan Diseluruh Jenjang Pendidikan Diusut Tuntas

Admin Bakornas

Ketum BAKORNAS Hermanto ; Mafia Pupuk Harus Diberantas

Admin Bakornas

LSM BAKORNAS Laporkan Camat Cibinong Ke Ombudsman

Admin Bakornas

Bakornas Gelar Seminar Nasional Pemberantasan Korupsi

Admin Bakornas

LSM BAKORNAS Desak PJ .Bupati Empat Lawang Menonaktifkan Kepala Sekolah SDN 1 Ulu Musi

Admin Bakornas